Sabtu, 13 September 2008

Someone Stole Your Cell Phone? Tell It to Phone Home

Maverick Mobile Solutions, an Indian company that makes mobile applications, has a new way to protect your cell phone: tell it to follow the lead of E.T. the Extra-Terrestrial and “phone home.”

Or, to bring E.T. into the 21st century, “text home.”

If your phone is lost or stolen, the application, called Maverick Secure Mobile, encrypts your data, sends you a text message with the location of the phone and, best of all, plays an annoyingly loud siren to torture the thief.

The application was unveiled at the DEMO technology conference in San Diego, Calif., this week, where it provided a few minutes of “comic relief,” according to Dean Takahashi of VentureBeat.

The Maverick software is hidden on a phone, so a potential thief can’t tell whether or not your phone has it. You give the company a second phone number — your spouse’s or a friend’s, for example. As soon as a thief replaces your SIM card with his own, the phone encrypts all of your remaining data, like your phone book, photos or text messages, so the thief can’t see them. It also sends that data to your second phone so that you have it.

Then you can start playing tricks on the thief. By sending text message commands, you can see all the phone calls and text messages he sends or receives and any new contacts he enters in the phone book. With a feature called Spy Call, you can call your phone and eavesdrop on the thief’s calls — without him knowing. Then, when you get really exasperated, you can make the phone play a blaring siren. Just when he is about to toss your screaming phone in the trash, you can send him a text message with your name, location and, if you want, a reward for returning the phone.

Although the product is currently in beta, Maverick has a deal with Nokia to begin distributing the anti-theft application on Nokia phones, according to DEMO. Maverick makes other mobile applications, games and content, including popular memory cards pre-loaded with games, applications and Bollywood films.

The company suggests that its new anti-theft application could also be used by parents who want to track their kids. With its eavesdropping and siren-playing capabilities, I’m sure users will come up with many more mischievous uses.

Sekarang Dunia Kedokteran Juga pake Robot Lho

Robot Da Vinci; Teknologi Bedah Andalan


Singapore General Hospital (SGH) mengembangkan penggunaan teknologi robot untuk mendukung aktivitas medis, terutama operasi. Selain dijamin cepat, pihak rumah sakit mengaku belum pernah ada catatan kegagalan selama menggunakan peranti canggih tersebut.

Singapura semakin menjadi jujukan untuk ’’wisata’’ medis. Selain dokter-dokter andal, sejumlah rumah sakit di Singapura berlomba mendatangkan teknologi medis tercanggih. Seperti Singapore General Hospital atau juga dikenal dengan SingHealth yang terus meng-up grade kemampuan teknis tim dokter untuk menguasai teknologi operasi dengan bantuan robot (robot assisted).

Koran ini mendapat undangan dari SGH untuk melihat langsung kecanggihan ’’dokter robot’’ tersebut. Setiba di RS yang suasana lobinya seperti di mal itu, Dr Tan Yeh Hong, konsultan Departemen Urologi SingHealth, langsung mengajak ke ruang operasi tiga di Urology Centre.

Sebelum masuk, penulis diminta mengenakan masker dan baju operasi serta penutup kepala dan sepatu dari plastik khusus. Tujuannya supaya ruangan tetap steril dari virus.

’’Selamat siang. Kenalkan ini para wartawan dari Indonesia,’’ ujar Dr Tan Yeh Hong kepada salah seorang dokter di sana. ’’Oh, wartawan Indonesia. Selamat datang. Apa yang bisa saya bantu?’’ ujar dokter tersebut dalam bahasa Inggris dialek Mandarin. Obrolan ringan pun mengalir, yang belakangan diketahui bahwa mereka ternyata sedang mengoperasi penderita kanker prostat.

Ruang operasi SGH tak terkesan sebagai ruang operasi. Malah seperti ruang relaksasi. Tak ada raut ketegangan dari tim dokter. Empat dokter terlihat santai menonton dua layar televisi di pojok kiri dan kanan ruangan. Televisi itu menayangkan isi perut pasien yang dioperasi.

Seorang dokter seperti sedang main game. Kaki kanan dan kirinya terlihat menginjak-injak semacam pedal. Tanpa alas kaki. Hanya mengenakan kaus kaki. Ada empat pedal bertuliskan clutch, camera, tanda +, dan COAG. Sedangkan tangan kanan kirinya seperti menggerak-gerakkan setir mobil. Ya, dialah yang menggerakkan robot yang dipakai untuk mengoperasi pasien. Robot ’’cerdas’’ itu bernama Da Vinci. Gerakannya begitu halus dan tepat. Instrumen-instrumen berukuran kecil yang terpasang pada lengan robot masuk melalui insisi atau irisan kecil.

’’Dengan menggunakan robot Da Vinci, tim urolog kami yang terlatih secara khusus mampu mengendalikan alat-alat ini untuk mengambil kelenjar prostat dengan hati-hati,’’ kata Dr Tan.

Kecilnya insisi itu, lanjut dia, membuat pasien cepat sembuh, mengurangi rasa sakit, serta mengembalikan pasien ke aktivitas normal secara lebih cepat.

Selain itu, bekas luka kecil, risiko komplikasi rendah, dan masa opname lebih singkat. Berbagai keuntungan tersebut tidak didapatkan jika dilakukan operasi terbuka. Operasi laparoskopi dengan bantuan robot merupakan salah satu pilihan operasi yang tersedia di rumah sakit rujukan di Singapura tersebut.

Robot assisted Laparoscopic Radical Prostatectomy (LRP) itu dapat digunakan bagi pasien dengan diagnosis kanker prostat stadium awal, pasien tanpa kondisi kesehatan serius pada organ tubuh yang lain (kondisi jantung dan lain-lain), serta pasien yang lebih memilih operasi bedah kecil. Bantuan robot dilakukan melalui 5 sampai 6 insisi sepanjang 1 cm di perut bagian bawah menggunakan Da Vinci Robotic Surgical System.

Dr Tan mengatakan, layaknya komputer, robot Da Vinci juga harus dirawat agar tidak terkena semacam virus. Robot itu dibeli dari Amerika Serikat pada 2004. Sudah tiga tahun beroperasi. Harga satu mesin USD 2 juta. Robot tersebut baru dipublikasikan karena para dokter sudah betul-betul menguasai. Mereka sebelumnya di-training di Amerika. ’’Awalnya kita praktik ke anjing dulu,’’ ungkap Dr Tan.

Mungkinkah dipakai untuk operasi jarak jauh? Tan mengatakan bisa saja asal semuanya disiapkan, baik akomodasi maupun infrastruktur. Jika sarana itu sudah tersedia, bisa dilakukan operasi jarak jauh. Syaratnya memang harus real time. ’’Kita bisa mengoperasi sambil minum kopi di kantin,’’ kelakarnya.

Tan lantas mengatakan banyak keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan robot. ’’Dari 220 kasus yang ditangani, tidak ada yang mengalami kegagalan. Cukup operasi pakai robot ini, hampir bisa dipastikan sembuh total. Ya, ada satu persen yang unpredictable,’’ tegasnya.

Dr Lim Chong Hee dari National Heart Centre menambahkan, mesin yang didatangkan pada 2004 itu juga bisa dipergunakan untuk operasi jantung. ’’Ini teknologi terbaru. Operasi selalu sukses,’’ ujar pria yang juga dosen di National University of Singapore tersebut.

Da Vinci adalah sistem robot tercanggih pertama di Asia. Secara alami dia dapat meniru pandangan dan gerakan ahli bedah. Ini membuat ahli bedah dapat melakukan operasi dengan tingkat ketelitian dan ketepatan tinggi dalam prosedur yang kompleks. (*)